BEM FTIK Hadirkan Sujiwo Tedjo Pada Culturistik
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Universitas Semarang (USM) menggelar acara Culturistik 2019 dengan tema “Budaya Dwipantara” yang dilaksanakan di Auditorium Ir Widjatmoko USM (2/7)
Acara yang dibuka oleh
Wakil Rektor II USM Dr Ir Sri Budi Wahjuningsih MP diikuti 250 lebih
peserta dari berbagai Universitas dan masyarakat umum dari berbagai
kalangan di daerah Jawa Tengah (Jateng) menghadirkan budaywan Sujiwo
Tedjo.
Narasumber lain yang turut dihadirkan adalah Ganjar
Pranowo (Gubernur Jateng) yang diwakilkan oleh Budi Santoso S Sos (Kasi
Kesenian dan Pengembangan Bahasa Daerah), Edhie Prayitno Ige (Pelaku
Seni).
Kegiatan ini melibatkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Karawitan USM, UKM Paduan Suara USM yang berkolaborasi dengan Sijiwo
Tedjo, serta Area Band yang membawakan music akuistiknya.
Ketua
panitia Rizal Maulana mengungkapkan bahwa diadakannya acara ini adalah
mengajak generasi pemuda yang saat ini yang hidup di era milineal agar
masih mencintai budayanya.
“Sebenarnya Culturistik berasal
dari culture is TIK kebudayaan dengan didukung teknologi yang harapannya
bagi para pemuda yang tidak tau tentang budaya dapat melek budaya
karena budaya itu perlu dilestarikan”
Budi Santoso S Sos (Kasi
Kesenian dan Pengembangan Bahasa Daerah) mengatakan bahwa “Jaman
sekarang ini anak-anak muda masih jarang melek kebudayaan atau tidak mau
melestarikan kebudayaan, karena mereka terpengaruh dengan media sosial
dan juga malas jika belajar kebudayaan, mereka hanya memilih dunianya
sekarang ini di media sosial saja, padahal budaya itu perlu dan wajib
untuk dilestarikan.”
Edhie Prayitno Ige sebagai Pelaku Seni
lebih pada menciptakan karya-karya seni dan bagaimana cara untuk menjaga
karyanya itu. Edhie juga mengungkap bahwa Edhie tidak butuh
pemuda-pemuda yang muda tidak ada kesadaran dan inisiatif dalam budaya.
Selain
itu banyak yang harus dipelajari dalam budaya salah satunya adalah seni
membatik dengan melihat langsung dan dimulai dari canting yang
merupakan alat yang digunakan untuk membatik hingga menjadi suatu kain
yang bernilai dan menjadi ciri khas budaya suatu bangsa tambah Edhie.
Sementar
Sujiwo Tedjo yang merupakan Budayawan mengungkapkan bahwa kita jangan
pernah membandingkan diri kita dengan orang lain, bahwa kita punya jatah
masing-masing.
“Selain itu kita juga jangan memakai waktu
orang lain, dan kita harus punya waktu luang untuk refreshing, dan
bagaimana cara kita untuk berguna untuk orang lain.”
Sujiwo juga mengatakan kalau kamu ingin sukses jadilah dirimu sendiri dan carilah dirimu didalam hakikat Tuhan (Ingsun).
“Kita
tidak akan pernah maju karena kita nggak etis kepada diri sendiri,
untuk menjadi etis maka kita perlu mencari sendiri dan mengerjakan
hal-hal apa yang kita senangi, karena harta bukan satu-satunya sumber
kebahagiaan, tetapi cintalah yang dapat membuat kita bahagia, oleh
karena itu cinta tidak butuh pengorbanan, jika cinta butuh pengorbanan
maka cinta mulai memudar” tambahnya.
Teknologi dan budaya saat
ini telah berkaitan oleh karena itu kita boleh menerima asal jangan di
terima mentah-mentah tetapi dengan kreatif, imbuh Suijwo Tedjo.

0 Komentar